Foto: Wisnu Hari Santoso
Lokasi: Kebun Binatang Ragunan
Pontianak (29/8) --- Menyusul proses evakuasi yang dilakukan pada tanggal 25 sd 27 Agustus lalu oleh BKSDA Provinsi Kalbar, masyarakat, dan sejumlah mitra LSM lingkungan, Orangutan yang mengalami luka bakar di Dusun Parit Wa’dongka, Desa Wajok Hilir, Pontianak saat ini kondisinya terus membaik dan telah mendapatkan perawatan di DAOPS Manggala Agni, Rasau Jaya, Kubu Raya. Untuk mempercepat upaya pemulihan, mulai siang ini (29/8) Orangutan tersebut akan dipindahkan ke fasilitas Pusat Rehabilitasi & Konservasi International Animal Rescue (IAR) Ketapang untuk mendapatkan fasilitas perawatan yang lebih baik.
Berdasarkan hasil observasi tim medis selama tiga hari terakhir, perkiraan waktu yang diperlukan untuk pemulihan sekitar 2-3 minggu, dan dalam jangka waktu ini tidak boleh ada kunjungan dari siapapun – untuk menghindari stress. Hanya petugas medis, dokter hewan dan petugas BKSDA yang ditunjuk merawat yang boleh mengunjungi satwa ini, “ kata Parsaroan Samosir, Kepala Seksi Konservasi Wilayah III yang mewakili Kepala BKSDA Kalimantan Barat menjelaskan. Menurutnya, observasi medis pada hari Selasa, 28 Agustus 2012 menunjukkan bahwa tingkat stress dan dehidrasi Orangutan masih sangat tinggi, walaupun menunjukkan tanda-tanda membaik. Luka bakarnya tidak terlalu parah dan Orangutan sudah mulai makan buah-buahan jeruk, semangka, dan pepaya yang disiapkan petugas.
Kepala BKSDA juga menegaskan bahwa proses evakuasi Orangutan yang masuk ke pemukiman warga tersebut berjalan sesuai protokol dan prosedur penyelamatan satwa liar dengan tim gabungan yang melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk petugas medis/dokter hewan dan mitra LSM Lingkungan seperti Yayasan International Animal Rescue (IAR), WWF Indonesia, Gemawan, Perwakilan Forum Konservasi Orangutan Kalimantan Barat (FOKKAB), Yayasan Titian, dan dengan pengawasan dari masyarakat serta rekan jurnalis.
Orangutan jantan jenis Pongo pygmaeus pygmaeus berusia sekitar 16-17 tahun dengan berat sekitar 70 kg tersebut diperkirakan masuk ke kawasan sekitar pemukiman warga untuk mencari makanan akibat habitatnya yang terdegradasi dan tidak lagi mampu menyediakan pakan alami.
sumber: di sini
Pontianak (30/8) --- Setelah melalui perawatan secara intensif selama tiga hari sejak berhasil dievakuasi 27 Agustus lalu, Orangutan dari Desa Wajok Hilir, Kalimantan Barat akhirnya tidak berhasil diselamatkan. Orangutan yang masuk perkampungan warga ini mati pada hari rabu (29/8) lalu, pukul 22.30 dalam perjalanan menuju fasilitas perawatan Pusat Rehabilitasi & Konservasi International Animal Rescue (IAR) di Ketapang. Saat ini mayat orangutan sedang dalam proses otopsi untuk mengetahui sebab kematian satwa tersebut.
Menurut hasil pemeriksaan petugas medis pasca evakuasi, luka yang dialami tidak membahayakan dengan perkiraan waktu pemulihan sekitar 2-3 minggu sebelum dapat dilepasliarkan kembali. Bahkan pada 28 Agustus satwa tersebut sudah mulai mau mengkonsumsi buah-buahan. Sayangnya, tingkat stress dan dehidrasi satwa tersebut memang masih sangat tinggi.
Berdasarkan rekomendasi medis, tim gabungan yang terdiri dari Balai KSDA Provinsi Kalimantan Barat, Yayasan Titian, Yayasan IAR, Lembaga Gemawan dan WWF-Indonesia memutuskan untuk memberangkatkan Orangutan ke IAR Ketapang untuk perawatan yang lebih baik pada hari Rabu, 29 Agustus 2012 pukul 19.00 WIB.
Jalur yang dipilih adalah melalui jalur darat Trans Kalimantan dengan meminimalisir interaksi dengan manusia untuk mengurangi kadar stress orangutan. Pemeriksaan sebelum keberangkatan menunjukkan kondisi orangutan memungkinkan untuk menempuh jalur tersebut. Pada pemeriksaan lanjutan dalam pukul 22.00, di daerah Kubu Raya, orangutan tidak menunjukkan pergerakan sebagaimana mestinya. Setelah melalui pemeriksaan intensif oleh Drh. Ahmad Syifa Sidik, S.KH, pada pukul 22.30 orangutan tersebut dinyatakan mati. Mayat orangutan kembali dibawa ke Pontianak untuk menjalani proses otopsi.
Sumber: di sini
Orangutan itu akhirnya mati, mungkin lebih baik mati daripada hidup tak berumah. Allah sayang Orangutan. Hewan yang menurut saya lebih berakal daripada manusia yang diciptakan memiliki akal. Saya berdoa semoga Allah melindungi binatang-binatang dari tangan biadab manusia, yang dipaksa bekerja cari uang untuk cacing-cacing dalam perut si majikan, yang dibunuh untuk dijual atau malah yang dimakan hidup-hidup demi memuaskan nafsu serakah manusia yang gak ada habisnya.
Sila baca laporan kronologi penyelamatan dan evakuasi Orangutan
di Desa Parit Wa’dongka, Kecamatan Wajok Hilir, Kabupaten Pontianak di sini
Foto hanya ilustrasi, untuk melihat foto-foto evakuasi dapat diakses di sini dengan mencantumkan copyright © SugengHendratno/WWF-Indonesia.