Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Banten Lama, Keraton Surosowan

  • Kamis, 19 Desember 2013
  • wisazi
  • Label: , ,

  • Gerbang Lengkung







    Watu Gilang

    Menurut catatan sejarah, sebelum saudagar Islam masuk, daerah Banten yang berkembang adalah Banten Girang. Namun, setelah Islam masuk, pemerintahan dipindahkan ke Banten Lama dan Surosowan sebagai pusatnya.

    Keputusan pemindahan ini tidak sembarang dibuat. Waktu itu, mereka mempertimbangkan posisi Banten Lama yang ada di daerah  pesisir, menghubungan pesisir utara Jawa dengan pesisir Sumatera Barat. Posisi itu bisa mengembangkan perdagangan, hasilnya secara ekonomi daerah itu bisa berkembang pesat. Kesultanan Banten Lama sukses menjadi pusat perdagangan internasional.

    Keraton Surosowan ini diperkirakan didirikan antara tahun 1552 - 1570. Setelah didirikan, diperkirakan keraton ini sudah mengalami empat kali perubahan bangunan. Perubahan yang kedua oleh arsitek dari Belanda, Hendrik Lucaszoon Cardeel pada masa pemerintahan Sultan pertama Banten, Sultan Maulana Hasanudin. Sedangkan benteng dan gerbangnya yang terbuat dari bata dan batu karang dibangun pada masa Maulana Yusuf Sultan kedua antara tahun 1570 5ampai sekitar tahun 1S80. Dari peta-peta lama, diketahui bahwa komplek ini dahulu dikelilingi oleh parit yang fungsinya sebagai pertahanan. Yang kini masih tersisa hanvalah parit di bagian selatan dan barat Keraton surosowan.

    Dalam perkembangannya, keraton ini dilindungi oleh tembok benteng. Dua dari tiga gerbang Benteng Surosowan pun dibuat melengkung. agar kalau ada tembakan, peluru tidak langsung menghantam bagian dalam keraton.

    Komplek  keraton  kini sudah  hancur, yang tersisa  berupa tembok benteng vang mengelillngi dengen sisa-sisa bangunannya, berupa pondasi dan tembok-tembok dinding yang sudah hancur, sisa bekas bangunan pemandian dan sebuah kolam taman dengan bangunan bale kambangnya. Komplek Keraton Surosowan yang disebut juga  Gedong Kedaton  Pakuwan  Ini berbentuk persegi  panjang dengan ukuran dinding sekitar 2 meter dan lebar sekitar 5 meter. Panjang dinding sisi timur dan sisi barat 300 meter, sedangkan dinding sisi utara dan sisi selatan 100 meter, jadi luas secara keseluruhan sekitar 3 hektar.

    Keraton Surosowan yang dipilih sebagai tempat tinggal raja dan pusat pemerintahan juga tidak sembarangan dipilih. Berdasar hikayat Hasanoeddin. pendirian Surosowan itu didasarkan atas petunjuk dan nasihat Sunan Gunung Jati kepada putranya, Maulana Hasanuddin. Watu Gilang yang berada di depan Keraton Surosowan juga tidak boleh digeser. Katanya, pergeserannya akan menjadi pertanda keruntuhan kerajaan. Watu gilang itu lalu dijadikan tempat pelantikan Hasanuddin sebagai Sultan dan para penggantinya. Sampai sekarang Watu Gilang ini masih ada.

    Foto: Wisnu Hari Santoso
    Teks: Majalah Potret Negeriku Edisi Oktober 2010 dan Dinas Pariwisata Banten


    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...