Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Mall Rongsok

  • Kamis, 29 Agustus 2013
  • wisazi
  • Label:
  • Di tangan orang-orang kreatif, barang tak terpakai jadi bernilai. 











    Foto: Wisnu Hari Santoso
    Lokasi: Jl. Bungur, Depok

    Panjat Pinang

  • Senin, 26 Agustus 2013
  • wisazi
  • Label:










  • Beberapa saat lalu saya membaca timeline twitternya @AsepKambali, seorang aktivis sejarah dan pendiri Komunitas Historia Indonesia, tentang perayaan hari kemerdekaaan Indonesia. Salah satu yang dibahas tentang sejarah panjat pinang, jujur selama ini saya baru ngeh kalau ternyata panjat pinang itu diadakan oleh penjajah Belanda kalau lagi ada acara-acara hajatan, dengan orang pribumi sebagai pesertanya. Para inlander berlumuran tanah, kotor-kotoran, eh si penjajah malah ketawa-tawa karena lucu melihat inlander susah payah naik batang pinang, sudah hampir berhasil jatuh lagi.

    Mengutip pernyataan Asep Kambali: 


    Dari sini lah terlihat, bahwa kita sudah pragmatis, individualis dan hedonis-materialis yang bukan lagi gosip, tetapi sudah menjadi fakta. Perayaan proklamasi misalnya, jadi tidak berjiwa, karena hanya kesenangan belaka. Nina bobo yang diberikan oleh Belanda sejak jaman penjajahan masih kita lestarikan. Bermain injak-injakkan, saling kotor2an untuk memperebutkan sesuatu yang menurut saya nilainya tidak seberapa. Hanya lucu-lucuan, hanya saling berpesta pora, tanpa sadar semakin hari kita semakin melupakan jati diri dan identitas kita sebagai bangsa. Tanpa sadar bahwa penjajahan bentuk baru telah menyerang dengan cepat terhadap bangsa ini. Dimana "soft power" kita lah yang diserang dan dihancurkan oleh bangsa lain melalui globalisasi dan modernisasi, melalui kemudahan teknologi dan kenyamanan masa kini, melalui HAM dan demokratisasi ala barat serta liberalisasi. Kita terlena, kita dibuai dengan sekonyong-konyongnyanya melupakan masa lalu, kita melupakan tradisi dan kearifan lokal, kita melupakan asal dan akar kita tempat kita berpijak. Kita menjadi rapuh, kita menjadi mudah diadu domba dan dilecehkan oleh bangasa lain. Karena kita tidak memiliki rasa  semangat membela ketika sebagian dari apa yang kita miliki dicabik-cabik oleh bangsa lain, karena kita tidak mengenali dan menyadarinya, bahwa itu milik dan hak kita. 
    Lantas, kalau ada yang bilang cara kita merayakan proklamasi tidak ada hubungannya dengan keterpurukan bangsa/atau dilecehkannya kita oleh bangsa lain, berarti dia tidak memahami korelasi antara masa lalu dengan masa kini, dan masa kini dengan masa depan. Perlu diingat, setiap apa yg kita lakukan dalam merayakan sesuatu adalah cermin dari diri dan identitas kita sebagai bangsa yang akan berimplikasi kuat dan akan hadir di masa depan.


    Selalu ada pro kontra memang, satu sisi ada yang mengatakan permainan panjat pinang bukan hanya sekedar lucu-lucuan tapi ada makna kerja keras, kerjasama, saling membantu dan saling percaya.

    Foto: Wisnu Hari Santoso
    Teks: di sini

    Mobil-mobilan

  • Jumat, 23 Agustus 2013
  • wisazi
  • Label:






  • Anak jaman sekarang sih taunya main pe-es, tamiya atau mobil-mobilan dengan remote control. Tapi Pak Marsa'ad masih setia membuat mobil-mobilan dari kayu. Walau peminatnya berkurang Pak Marsa'ad tetap bergelut dengan usaha yang sudah dirintisnya sejak 34 tahun lalu. 
    Sejak saya kecil toko mobil-mobilan ini sudah ada di Kalibata, samping Taman Makam Pahlawan, pun sampai sekarang. Yang berubah jumlah tokonya, nggak seramai dulu.  
    Walaupun ini mobil-mobilan tapi bikinnya nggak asal-asalan, tetap harus teliti. Dicoba dulu sebelum siap dijual. Bentuknya disesuaikan dengan mobil aslinya, hanya beda ukuran. 

    Foto: Wisnu Hari Santoso
    Lokasi: Kalibata, Jakarta Selatan

    No smartphone, no playstation. Just me and the wild

  • Rabu, 21 Agustus 2013
  • wisazi
  • Label: ,










  • Foto: Wisnu Hari Santoso 
    Lokasi: Banten 
    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...