Pot Batik. Pot Cantik. Pot Unik.

Pot Batik yang diprakarsai oleh Pak Suyono ini adalah salah satu UKM unggulan Kota Depok yang diharapkan menjadi pemacu roda ekonomi masyarakat. Pria yang akrab disapa Pak Yono ini membuat pot batik karena terinspirasi dari keindahan motif batik, yang sejak dua 2 Oktober 2009 silam telah diakui oleh UNESCO sebagai The World Heritage atau warisan budaya Indonesia. Dikediamannya yang asri di Pondok Sukmajaya Permai Depok, Pak Yono melalui Say Gallery miliknya menciptakan sebuah terobosan baru, yaitu memberikan motif batik pada pot tanaman.

Bahan dasar pot batik ini berasal dari pot keramik atau plastik yang kemudian ditempel Kain batik, didempul selanjutnya dicoating dan dipernis (Glossy/Dop). Karena keahliannya pot batik ini tampak seperti lukisan padahal hanya kain batik yang ditempel pada pot tanaman. Kain batiknya pun diperoleh dari limbah kain, jadi Pak Yono ini memanfaatkan bahan tak terpakai menjadi karya yang bernilai. 

Bisa dikatakan sampai saat ini pot batik Pak Yono hanya satu-satunya di Indonesia yang telah memberikan warna baru dalam industri kerajinan dan perdagangan Kota Depok.

Dua kali kami bertandang ke rumah Pak Yono, orangnya asik diajak ngobrol ngalor ngidul, dari yang serius sampe yang remeh temeh. Rumahnya adem dan nggak banyak kendaraan lalu lalang, jadi kami bisa santai duduk-duduk di depan rumah sambil ngopi. 

Foto ini kami sertakan dalam lomba Depok Photography Competition 2012 lalu. Alhamdulillah, belum berhasil menang :)

Berikut foto-fotonya:

Foto: Wisnu Hari Santoso

Pengrajin Tembaga

Pak Cecep namanya, beliau pengrajin ukiran tembaga. Bisa buat ukiran tembaga dengan beragam bentuk, seperti  wayang, naga, burung, delman, dan kaligrafi. Kalo mau lihat-lihat bisa datang ke rumahnya di Jalan H. Suhaimi, Parung Poncol, Bojongsari, Depok. Ukiran yang terbuat dari bahan lempengan tembaga ini Pak Cecep jual dengan harga Rp150.000 - Rp1.000.000. Hebatnya, karya beliau sudah tembus pasar ekspor mancanegara mulai dari Negeri Paman Sam, Jepang, India, Belanda, dan China. 

Foto: Wisnu Hari Santoso